®
Konsep
Filsafat Teknologi Pendidikan
Konsep Filsafat
· Secara etimologis filsafat berarti cinta pada
kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan.
Secara operasional filsafat adalah berpikir untuk memperoleh kebenaran sebagai wujud cinta filsuf kepada kebijaksanaan.
Secara operasional filsafat adalah berpikir untuk memperoleh kebenaran sebagai wujud cinta filsuf kepada kebijaksanaan.
Konsep Teknologi
Pendidikan
·
Studi dan praktek etis dalam memfasilitasi
proses pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan,
dan mengatur proses teknologi dan sumber daya yang cocok. (AECT, 2004)
Konsep Filsafat
Teknologi Pendidikan
·
Secara operasional berarti proses berfikir untuk
menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat dan esensi dari
praktik etis dalam memfasilitasi pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
·
Secara leksikal berarti pandangan hidup atau
landasan pengambilan keputusan dan dasar tindakan dalam praktik pendidikan
khususnya dalam objek kajian teknologi pendidikan.
®
Objek
Studi Filsafat dan Filsafat Teknologi Pendidikan
Objek studi
filsafat umum terbagi dua, yaitu:
1.
Objek Material Filsafat adalah segala sesuatu
yang ada, meliputi:
·
Segala sesuatu yang ada yang telah tergelar di
dunia seperti: alam, manusia pengetahuan dan nilai.
· Segala
sesuatu yang ada sebagai hasil kreasi manusia , seperti: politik, ekonomi,
hukum, ilmu, pendidikan dsb.
2.
Objek Formal Filsafat
Objek formal filsafat adalah pertanyaan reflektif atau pertanyaan yang memerlukan jawaban, adapun pertanyaan tersebut berkenaan dengan segala sesuatu.
Objek formal filsafat adalah pertanyaan reflektif atau pertanyaan yang memerlukan jawaban, adapun pertanyaan tersebut berkenaan dengan segala sesuatu.
Sedangkan objek
material dari filsafat teknologi
pendidikan adalah manusia dan pendidikan, sebagai kajian umum dari segala
sesuatu yang telah ada di dunia.
Dan memiliki
objek formal yang menjadi objek kajian khusus dalam teknologi pendidikan,
meliputi:
·
Perancangan (desain) pembelajaran.
·
Pengembangan berbagai macam sumber belajar,
orang, pesan, media, alat, metode, dan lingkungan.
·
Pengembangan sumber belajar baik secara
konseptual maupun faktual.
·
Pengelolaan kegiatan pengembangan sumber belajar.
·
Mengkaji permasalahan-permasalahan pendidikan,
meliputi pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, relevansi
pendidikan, efisiensi dan efektifitas pendidikan.
®
Status
Filsafat Teknologi Pendidikan dalam Sistematika Filsafat
Status filsafat
teknologi pendidikan merupakan filsafat khusus bagian atau cabang dari filsafat
pendidikan.
®
Kegunaan
Filsafat Teknologi Pendidikan
Filsafat
teknologi pendidikan berfungsi memberikan pedoman kemana pendidikan seharusnya
diarahkan, yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Proses berfikir
filsafat teknologi pendidikan juga dapat memberikan landasan teori atau ilmu
bagi praktik pendidikan dan cabang ilmu pendidikan. Filsafat teknologi
pendidikan sebagai ilmu yang mengasuh dan memberikan arahan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang
berdampak pada bidang kajian teknologi pendidikan.
®
Asumsi
Sains Modern dan Sains Baru
Sains
Modern
|
Sains
Baru
|
Realitas sudah jadi (given)
|
Realitas sedang menjadi
|
Sifatnya tidak berubah
|
Tiap waktu berubah
|
Dianut oleh paham Newton (Newtonian)
|
Bergabung dan interkoneksitas
|
Fungsi dan pernanannya sudah ditentukan
|
Sulit memecah reaksi
|
Termasuk kedalam konsep reduksionisme/mistis.
Segala sesuatu dapat direduksi menjadi bagian-bagian
|
Antar disiplin ilmu tidak parsial
|
Memandang sesuatu secara menyeluruh (gabungan dari
bagian-bagian)
|
Memandang sesuatu sebagai kesatuan (tidak memisahkan
tubuh dan jiwa)
|
Statis, Mekanisme, Determinisme
|
Dinamis, Konstruktivisme
|
Asas kebenaran; konsep sama dengan praktek dan
objektivisme (di luar diri)
|
Reaksi dibangun oleh diri kita sendiri
|
®
Aliran
yang Menentukan Perkembangan Peserta Didik
Nativisme
|
•
Dikemukakan oleh Schopenhavev
•
Merupakan teori pesimis tentang pendidikan; bahwa
setiap individu membawa potensi dan bakat yang merupakan faktor keturunan.
Bakat atau potensi ini diyakini yang menjadi faktor penentu perkembangan
peserta didik.
|
Empirisme
|
•
Dikemukakan oleh J. Locke
•
Manusia lahir diibaratkan sebagai tabula rasa (kertas kosong). Bahwa
setiap individu berkembang tergantung kepada pendidik ingin menjadikannya
seperti apa.
|
Konvergensi
|
•
Dikemukakan oleh W. Stern
•
Manusia lahir seperti kertas yang masih buram.
Ada bagian yang bisa dipengaruhi oleh pendidikan (inteligible), ada bagian
yang tidak bisa dipengaruhi pendidikan, yaitu jiwa biologis.
|
Kuantitatif
|
Kualitatif
|
|
Epistemologi
(Realitas Independen)
|
Tunggal
|
Jamak
|
Dapat diamati dan dapat dibagi
|
Holistik
|
|
Dalam upaya mencari pengetahuan (riset)
|
Dualisme (Objek dan Subjek terpisah)
|
Interaktif (Objek dan Subjek berhubungan)
|
Tidak bisa memahami, hanya bisa menerangkan
|
Ideografis individualistik (hanya berlaku untuk objek yang diteliti)
|
|
Kesamaan dan Generalisasi
|
Partisipasi
|
|
Asumsi hubungan sebab-akibat
|
Tidak bebas nilai (objektif)
|
|
Metode Eksperimen
|
Mencari pemahaman makna
|
®
Pro,
Kontra, Demekanisasi dan Memanusiakan Teknologi Pendidikan
Pro teknologi
pendidikan memiliki asumsi bahwa teknologi pendidikan dapat meningkatkan
produktivitas pendidikan. Sedangkan kontra teknologi pendidikan adalah yang
berpendapat pendidikan sebagai seni, bahwa pendidikan bukan suatu hal yang bisa
direkayasa tetapi pendidikan adalah kreasi individual.
Yang diharapkan
adalah dapat memadukan pemahaman pendidikan sebagai seni tersebut dengan
pemahaman lainnya agar praktik pendidikan lebih luwes, yang dikhawatirkan dari
rekayasa dan pengggunaan teknologi dalam pendidikan adalah mekanisasi
pendidikan.
Sedangkan
memanusiakan teknologi pendidikan adalah upaya memudahkan proses pembelajaran
dalam konten bahan belajarnya terdapat unsur memanusiakan manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mengapa setiap orang
dapat berhasil mendidik walau tanpa belajar (mengajar)? Individu pada dasarnya
memiliki Insting Pedagogik dan Intuisi Pedagogik. Karena munculnya teori besar
bermulai dari intuisi.
“Siapapun akan menjadi guru yang baik jika mempelajari ilmunya.”Mengapa ilmu mengajar harus dipelajari? Karena salah satu ciri pendidikan adalah usaha sadar yang didapat dengan mempelajari ilmunya.