26.2.14

Filsafat Teknologi Pendidikan

®     Konsep Filsafat Teknologi Pendidikan

Konsep Filsafat
·        Secara etimologis filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan.
Secara operasional filsafat adalah berpikir untuk memperoleh kebenaran sebagai wujud cinta filsuf kepada kebijaksanaan.

Konsep Teknologi Pendidikan
·         Studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengatur proses teknologi dan sumber daya yang cocok. (AECT, 2004)

Konsep Filsafat Teknologi Pendidikan
·         Secara operasional berarti proses berfikir untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat dan esensi dari praktik etis dalam memfasilitasi pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
·         Secara leksikal berarti pandangan hidup atau landasan pengambilan keputusan dan dasar tindakan dalam praktik pendidikan khususnya dalam objek kajian teknologi pendidikan.

®     Objek Studi Filsafat dan Filsafat Teknologi Pendidikan
Objek studi filsafat umum terbagi dua, yaitu:

1.       Objek Material Filsafat adalah segala sesuatu yang ada, meliputi:
·         Segala sesuatu yang ada yang telah tergelar di dunia seperti: alam, manusia pengetahuan dan nilai.
·    Segala sesuatu yang ada sebagai hasil kreasi manusia , seperti: politik, ekonomi, hukum, ilmu, pendidikan dsb.

2.       Objek Formal Filsafat
Objek formal filsafat adalah pertanyaan reflektif atau pertanyaan yang memerlukan jawaban, adapun pertanyaan tersebut berkenaan dengan segala sesuatu.

Sedangkan objek material dari filsafat teknologi pendidikan adalah manusia dan pendidikan, sebagai kajian umum dari segala sesuatu yang telah ada di dunia.
Dan memiliki objek formal yang menjadi objek kajian khusus dalam teknologi pendidikan, meliputi:
·         Perancangan (desain) pembelajaran.
·         Pengembangan berbagai macam sumber belajar, orang, pesan, media, alat, metode, dan lingkungan.
·         Pengembangan sumber belajar baik secara konseptual maupun faktual.
·         Pengelolaan kegiatan pengembangan sumber belajar.

·         Mengkaji permasalahan-permasalahan pendidikan, meliputi pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, efisiensi dan efektifitas pendidikan.

®     Status Filsafat Teknologi Pendidikan dalam Sistematika Filsafat
Status filsafat teknologi pendidikan merupakan filsafat khusus bagian atau cabang dari filsafat pendidikan.


®     Kegunaan Filsafat Teknologi Pendidikan

Filsafat teknologi pendidikan berfungsi memberikan pedoman kemana pendidikan seharusnya diarahkan, yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Proses berfikir filsafat teknologi pendidikan juga dapat memberikan landasan teori atau ilmu bagi praktik pendidikan dan cabang ilmu pendidikan. Filsafat teknologi pendidikan sebagai ilmu yang mengasuh dan memberikan arahan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berdampak pada bidang kajian teknologi pendidikan.

®     Asumsi Sains Modern dan Sains Baru
Sains Modern
Sains Baru
Realitas sudah jadi (given)
Realitas sedang menjadi
Sifatnya tidak berubah
Tiap waktu berubah
Dianut oleh paham Newton (Newtonian)
Bergabung dan interkoneksitas
Fungsi dan pernanannya sudah ditentukan
Sulit memecah reaksi
Termasuk kedalam konsep reduksionisme/mistis. Segala sesuatu dapat direduksi menjadi bagian-bagian
Antar disiplin ilmu tidak parsial
Memandang sesuatu secara menyeluruh (gabungan dari bagian-bagian)
Memandang sesuatu sebagai kesatuan (tidak memisahkan tubuh dan jiwa)
Statis, Mekanisme, Determinisme
Dinamis, Konstruktivisme
Asas kebenaran; konsep sama dengan praktek dan objektivisme (di luar diri)
Reaksi dibangun oleh diri kita sendiri

®     Aliran yang Menentukan Perkembangan Peserta Didik
Nativisme
       Dikemukakan oleh Schopenhavev
       Merupakan teori pesimis tentang pendidikan; bahwa setiap individu membawa potensi dan bakat yang merupakan faktor keturunan. Bakat atau potensi ini diyakini yang menjadi faktor penentu perkembangan peserta didik.
Empirisme
       Dikemukakan oleh J. Locke
       Manusia lahir diibaratkan sebagai tabula rasa (kertas kosong). Bahwa setiap individu berkembang tergantung kepada pendidik ingin menjadikannya seperti apa.
Konvergensi
       Dikemukakan oleh W. Stern
       Manusia lahir seperti kertas yang masih buram. Ada bagian yang bisa dipengaruhi oleh pendidikan (inteligible), ada bagian yang tidak bisa dipengaruhi pendidikan, yaitu jiwa biologis.


Kuantitatif
Kualitatif
Epistemologi
(Realitas Independen)
Tunggal
Jamak
Dapat diamati dan dapat dibagi
Holistik
Dalam upaya mencari pengetahuan (riset)
Dualisme (Objek dan Subjek terpisah)
Interaktif (Objek dan Subjek berhubungan)
Tidak bisa memahami, hanya bisa menerangkan
Ideografis individualistik (hanya berlaku untuk objek yang diteliti)
Kesamaan dan Generalisasi
Partisipasi
Asumsi hubungan sebab-akibat
Tidak bebas nilai (objektif)
Metode Eksperimen
Mencari pemahaman makna

®     Pro, Kontra, Demekanisasi dan Memanusiakan Teknologi Pendidikan

Pro teknologi pendidikan memiliki asumsi bahwa teknologi pendidikan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Sedangkan kontra teknologi pendidikan adalah yang berpendapat pendidikan sebagai seni, bahwa pendidikan bukan suatu hal yang bisa direkayasa tetapi pendidikan adalah kreasi individual.

Yang diharapkan adalah dapat memadukan pemahaman pendidikan sebagai seni tersebut dengan pemahaman lainnya agar praktik pendidikan lebih luwes, yang dikhawatirkan dari rekayasa dan pengggunaan teknologi dalam pendidikan adalah mekanisasi pendidikan.
Sedangkan memanusiakan teknologi pendidikan adalah upaya memudahkan proses pembelajaran dalam konten bahan belajarnya terdapat unsur memanusiakan manusia.

Menurut Ki Hajar Dewantara, mengapa setiap orang dapat berhasil mendidik walau tanpa belajar (mengajar)? Individu pada dasarnya memiliki Insting Pedagogik dan Intuisi Pedagogik. Karena munculnya teori besar bermulai dari intuisi.

“Siapapun akan menjadi guru yang baik jika mempelajari ilmunya.”
 Mengapa ilmu mengajar harus dipelajari? Karena salah satu ciri pendidikan adalah usaha sadar yang didapat dengan mempelajari ilmunya.