Kemunculannya memunculkan banyak pendapat, kritik, komentar bahkan harapan. Kurikulum 2013 dirancang untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya dengan berbagai pendekatan baru dan ciri khas baru. Ada beberapa istilah yang erat dengan kurikulum 2013 ini semisal pendekatan saintifik, pembelajaran tematik dan pembentukan karakter.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Dari kecenderungan ini yang menjadi fokus perhatian adalah generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian kelompok atau tawuran. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif sehingga kurangnya kepekaan sosial para generasi muda Indonesia.
Berbagai permasalah moral yang ada menjadi salah satu alasan penyempurnaan kurikulum yang sudah ada. Kurikulum 2013 dirancang dengan menekankan pada aspek produktif, afektif, kreatif dan inovatif. Diharapkan ini dapat menjadi jawaban terhadap tantangan masa depan: globalisasi dan konvergensi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan teknologi informasi yang berimbas pada kompetensi masa depan seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mampu hidup dalam masyarakat global bahkan hingga memiliki kesiapan untuk bekerja juga menjadi alasan tersendiri. Kurikulum ini dirumuskan berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses pendekatan saintifik untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Strategi pembelajarannya bercirikan kolaboratif sehingga melibatkan keaktifan belajar peserta didik. Kini peserta didik diharapkan dapat lebih mengekplorasi potensi, minat dan bakat yang dimilikinya. Kemampuan dan kreativitas peserta didik bisa diperoleh melalui proses mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring. Sehingga, pembelajaran di dalam kelas pun diharapkan menciptakan interaksi dua arah antara guru dan siswa.
Aspek pembentukan karakter bangsa dalam kurikulum 2013 merupakan buah pikiran dari desakan berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi dan sebagainya menunjukkan bangsa ini perlu menumbuhkan budaya jujur dan anti-korupsi melalui kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan.
Pembelajaran tematik muncul sebagai salah satu strategi penyelesaiannya. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran sebagai proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar-mata pelajaran dengan semua aspek sehari-hari disesuaikan dengan perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan, sosial, dan keluarga.
Desain kurikulum 2013 ini juga menjadi tantang terhadap para guru. Guru dituntut profesionalitasnya sebagai guru yang kreatif dan inovatif. Ini menjadi tugas mulia guru untuk mewujudkan generasi muda berkarakter kuat.
Usaha pemerintah dengan memberikan pelatihan untuk mempersiapkan kompetensi guru yang sesuai dengan kurikulum 2013 berjalan kurang baik, karena pada kenyataannya banyak sekali menuai kritik kurangnya sosialisai dan informasi secara langsung. Menjadi kreatif dengan merancang berbagai strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan kurikulum bukan menjadi tugas mudah, sehingga alangkah lebih baik para guru dapat mempersiapkan diri dengan mengembangkan kecakapan profesional keguruan.
Kurikulum yang sudah dirancang sedemikian rupa dan menaruh harapan pada pembentukan karakter bangsa yang lebih baik tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya kerjasama yang baik antar semua elemen yang terlibat, baik itu pemerintah, guru, siswa, orangtua siswa dan masyarakat.
Referensi:
- Dokumen Kurikulum 2013. (2012). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
- [Online] Palupi, Yudhi. Tantangan Guru Kreatif-Inovatif Menyongsong Kurikulum 2013. (2013). Tersedia: http://bintangpapua.com/index.php/waropen/item/2244-tantangan-guru-kreatif-inovatif-menyongsong-kurikulum-2013
- [Online] Kurniawati. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik. (2013). Tersedia: http://uukurniawati.wordpress.com/2013/05/17/konsep-dasar-pembelajaran-tematik/
- [Online] Hariadi, Teguh. Definisi Saintifik Kurikulum 2013. (2013). Tersedia: http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/2013/11/definisi-pendekatan-saintifik-kurikulum.html
- [Online] Keswara, Ratih. Aspek Kurikulum 2013: Produktif, Kreatif, Inovatif. Afektif. (2013). Tersedia: http://nasional.sindonews.com/read/2013/04/28/15/742844/aspek-kurikulum-2013-produktif-kreatif-inovatif-afektif
Mini Paper Analisis Kurikulum 2013 diajukan sebagai tugas akhir mata kuliah Pengembangan Kurikulum