26.2.14

Kurikulum 2013 Menaruh Harapan Pembentukan Karakter Bangsa

Kemunculannya memunculkan banyak pendapat, kritik, komentar bahkan harapan. Kurikulum 2013 dirancang untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya dengan berbagai pendekatan baru dan ciri khas baru. Ada beberapa istilah yang erat dengan kurikulum 2013 ini semisal pendekatan saintifik, pembelajaran tematik dan pembentukan karakter.

Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Dari kecenderungan ini yang menjadi fokus perhatian adalah generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian kelompok atau tawuran. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif sehingga kurangnya kepekaan sosial para generasi muda Indonesia.

Berbagai permasalah moral yang ada menjadi salah satu alasan penyempurnaan kurikulum yang sudah ada. Kurikulum 2013 dirancang dengan menekankan pada aspek produktif, afektif, kreatif dan inovatif. Diharapkan ini dapat menjadi jawaban terhadap tantangan masa depan: globalisasi dan konvergensi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemajuan teknologi informasi yang berimbas pada kompetensi masa depan seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mampu hidup dalam masyarakat global bahkan hingga memiliki kesiapan untuk bekerja juga menjadi alasan tersendiri. Kurikulum ini dirumuskan berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses pendekatan saintifik untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik.

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami  berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Strategi pembelajarannya bercirikan kolaboratif sehingga melibatkan keaktifan belajar peserta didik. Kini peserta didik diharapkan dapat lebih mengekplorasi potensi, minat dan bakat yang dimilikinya. Kemampuan dan kreativitas peserta didik bisa diperoleh melalui proses mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring. Sehingga, pembelajaran di dalam kelas pun diharapkan menciptakan interaksi dua arah antara guru dan siswa.

Aspek pembentukan karakter bangsa dalam kurikulum 2013 merupakan buah pikiran dari desakan berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi dan sebagainya menunjukkan bangsa ini perlu menumbuhkan budaya jujur dan anti-korupsi melalui kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan.

Pembelajaran tematik muncul sebagai salah satu strategi penyelesaiannya. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran sebagai proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar-mata pelajaran dengan semua aspek sehari-hari disesuaikan dengan perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan, sosial, dan keluarga.

Desain kurikulum 2013 ini juga menjadi tantang terhadap para guru. Guru dituntut profesionalitasnya sebagai guru yang kreatif dan inovatif. Ini menjadi tugas mulia guru untuk mewujudkan generasi muda berkarakter kuat.

Usaha pemerintah dengan memberikan pelatihan untuk mempersiapkan kompetensi guru yang sesuai dengan kurikulum 2013 berjalan kurang baik, karena pada kenyataannya banyak sekali menuai kritik kurangnya sosialisai dan informasi secara langsung. Menjadi kreatif dengan merancang berbagai strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan kurikulum bukan menjadi tugas mudah, sehingga alangkah lebih baik para guru dapat mempersiapkan diri dengan mengembangkan kecakapan profesional keguruan.

Kurikulum yang sudah dirancang sedemikian rupa dan menaruh harapan pada pembentukan karakter bangsa yang lebih baik tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya kerjasama yang baik antar semua elemen yang terlibat, baik itu pemerintah, guru, siswa, orangtua siswa dan masyarakat.

Referensi:
  • Dokumen Kurikulum 2013. (2012). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • [Online] Palupi, Yudhi. Tantangan Guru Kreatif-Inovatif Menyongsong Kurikulum 2013. (2013). Tersedia: http://bintangpapua.com/index.php/waropen/item/2244-tantangan-guru-kreatif-inovatif-menyongsong-kurikulum-2013
  • [Online] Kurniawati. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik. (2013). Tersedia: http://uukurniawati.wordpress.com/2013/05/17/konsep-dasar-pembelajaran-tematik/
  • [Online] Hariadi, Teguh. Definisi Saintifik Kurikulum 2013. (2013). Tersedia: http://perangkatguruindonesia.blogspot.com/2013/11/definisi-pendekatan-saintifik-kurikulum.html
  • [Online] Keswara, Ratih. Aspek Kurikulum 2013: Produktif, Kreatif, Inovatif. Afektif. (2013). Tersedia: http://nasional.sindonews.com/read/2013/04/28/15/742844/aspek-kurikulum-2013-produktif-kreatif-inovatif-afektif


Mini Paper Analisis Kurikulum 2013 diajukan sebagai tugas akhir mata kuliah Pengembangan Kurikulum

BACTERIOPHAGE DIAGRAM



Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Media Grafis


Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


     Konsep Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Konsep Model Pembelajaran
Suatu bentuk atau pola yang menggambarkan rencana pembelajaran. Model pembelajaran akan menjadi pegangan guru di kelas untuk merancang bahan pembelajaran dan sebagai alat yang  dapat membimbing proses pembelajaran. Di dalamnya terdapat strategi pencapaian kompetensi dengan berbagai pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Sedangkan penggunaan metode pembelajaran bersifat optional atau pilihan. Guru boleh memilih model pembelajaran yang akan digunakannya sesuai dengan identifikasi situasi, kondisi dan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Konsep Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran akan berpengaruh pada metode yang diterapkan guru di dalam kelas dan fokus dari suatu pembelajaran. Menurut Roy Kellen terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches). Pembelajaran yang berpusat pada siswa menuntut siswa aktif dalam pembelajaran karena memandang siswa sebagai subyek belajar sehingga menurunkan strategi pembelajaran inquiry-discovery dan pembelajaran induktif. Sedangkan, pendekatan yang berpusat pada guru menempatkan siswa sebagai obyek belajar dan menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran expository.
Konsep Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu penjabaran dari pendekatan. Satu pendekatan pembelajaran dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan, termasuk di dalamnya adalah teknik dan taktik mengajar.


Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitin kelompok disusun oleh Herbert Thelen berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
  • Mempunyai misi atau tujuan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengambangkan proses berpikir induktif.
  • Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
  •  Memiliki empat bagian model sebagai pedoman praktis bila guru akan menerapkan suatu model pembelajaran, yaitu:
  1. Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax)
  2. Adanya prinsip-prinsip reaksi
  3. Sistem sosial
  4. Sistem pendukung
  5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, meliputi: 1)Dampak pembelajaran; hasil belajar yang dapat diukur. 2) Dampak pengiring; hasil belajar jangka panjang.
  • Membuat persiapan mengajar (instructional design) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.


Empat jenis Model Pembelajaran berdasarkan Teori Belajar
o   Model Interaksi Sosial
Didasari oleh teori beljar Gestalt (field theory). Model interaksi sosial menaruh perhatian pada hubungan individu yang harmonis dengan masyarakat (learning to life together). Model ini memandang pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh, bukan bagian-bagian. Sedangkan strategi pembelajaran yang mencakup di dalamnya adalah kerja kelompok, pertemuan kelas dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman diri dan rasa tanggung jawab, social inquiry untuk mengambangkan kemampua pemecahan masalah sosial dengan berpikir logis, bermain peran simulasi sosial untuk membantu siswa menemukan nilai sosial maupun nilai pribadi dari berbagai kenyataan sosial.

o   Model Pemrosesan Informasi
Berdasarkan pada teori belajar kognitif dari Piaget dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Teori ini dipelopori oleh Robert M. Gagne dengan merujuk kemampuan pemroses informasi pada cara mengumpukan atau menerima stimuli dari lingkungn mengorganisasi data verbal dan visual. Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam pembelajaran.

Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan) sehingga menghasilkan hasil belajar. Model ini merumuskan human capabilities yang merupakan keluaran dari pemrosesan informasi, yaitu: (1) informasi verbal; (2) keckapan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; (5) kecakapan motorik. Sedangkan model pemrosesan informasi mencakup di dalamnya beberapa strategi pembelajaran di antaranya: mengajar induktif, latihan inquiry, Inquiry keilmuan, pembentukan konsep, model pengembangan dan Advanced Organizer Model.

o   Model Personal
Didasari oleh teori Humanistik dari berbagai tokoh kumanistik diantaranya Abraham Maslow dan Arthur Comb, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya adalah emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Menurut teori ini guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar siswa merasa bebas dalam mengembangkan dirinya, baik secara emosional maupun intelektual.

Model pembelajaran ini di dalamnya meliputi beberapa strategi pembelajaran, yaitu: (1) pembelajaran non-direktif untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi; (2) latihan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan interpersonal; (3) sintetik untuk mengambangkan kreativitas dalam memecahkan masalah dan (4) sistem konseptual untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.

o   Model Modifikasi Tingkah Laku
Model ini didasari oleh teori belajar behavioristik, menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Dalam implementasinya, dikenal pemberian reward sebagai bagian dari reinforcement pendukung, pemberian punishment sebagai negative reinforcement dan penerapan prinsip pembelajaran individual terhadap pembelajaran klasikal.

Model pembelajaran ini di dalamnya meliputi berbagai strategi pembelajaran, yaitu: (1) manajemen kontingensi untuk mengembangkan kemampuan konseptual; (2) kontrol diri untuk mengembangkan keterampilan sosial; (3) relaksasi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan; (4) pengurangan ketegangan untuk mengalihkan pada kepekaan situasi sosial; (5) latihan asertif desentisasi untuk memberikan umpan ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial; (6) latihan langsung untuk menerpkan pola-pola perilaku dan keterampilan.


Pola pembelajaran dilihat dari penggunaan media


®    Pola Pembelajaran Tradisional I



Pola ini banyak diterapkan, dimana guru berperan sebagi satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Contohnya dalam pembelajaran langsung dan pembelajaran klasikal dimana transfer informasi langsung dari guru kepada siswa tanpa perantara.

®    Pola Pembelajaran Tradisional II
  

Proses transfer ilmu disini dalam pembelajaran langsung dimana guru dan siswa beratatap muka, tetapi peran guru tidak lagi sebagai satu-satunya yang menyampaikan informasi dari awal sampai akhir. Dalam prosesnya guru dibantu dengan media (baik visual, audio, maupun audiovisual) atau alat peraga yang dapat membantu siswa menerima informasi menjadi lebih mennyenangkan. Pembelajaran dengan pola ini misalnya guru menyajikan video atau rekaman suara tentang sejarah.

®    Pola Pembelajaran Guru dan Media

Pada pola pembelajaran ini guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat memperoleh informasi dari majalah, modul, televisi edukasi, atau bisa dengan guru menyajikan media audio, visual maupun audiovisual ke dalam kelas. Peran guru tidak lagi hanya sebagai transmitter tetapi ia harus mulai sebagai director of learning yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar. Disini peran media dan guru memiliki peran yang sama, bukan lagi hanya melengkapi atau membantu. Misalnya dalam pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi e-learning.

®    Pola Pembelajaran Bermedia

Pada pola pembelajaran bermedia peran guru digantikan dengan media, sehingga media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan pembelajaran. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator belajar saja. Seperti halnya penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer-based learning).


Diajukan untuk syarat Ujian Tengah Semester mata kuliah Model Pembelajaran

Filsafat Teknologi Pendidikan

®     Konsep Filsafat Teknologi Pendidikan

Konsep Filsafat
·        Secara etimologis filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan.
Secara operasional filsafat adalah berpikir untuk memperoleh kebenaran sebagai wujud cinta filsuf kepada kebijaksanaan.

Konsep Teknologi Pendidikan
·         Studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengatur proses teknologi dan sumber daya yang cocok. (AECT, 2004)

Konsep Filsafat Teknologi Pendidikan
·         Secara operasional berarti proses berfikir untuk menghasilkan sistem pikiran atau sistem teori tentang hakikat dan esensi dari praktik etis dalam memfasilitasi pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
·         Secara leksikal berarti pandangan hidup atau landasan pengambilan keputusan dan dasar tindakan dalam praktik pendidikan khususnya dalam objek kajian teknologi pendidikan.

®     Objek Studi Filsafat dan Filsafat Teknologi Pendidikan
Objek studi filsafat umum terbagi dua, yaitu:

1.       Objek Material Filsafat adalah segala sesuatu yang ada, meliputi:
·         Segala sesuatu yang ada yang telah tergelar di dunia seperti: alam, manusia pengetahuan dan nilai.
·    Segala sesuatu yang ada sebagai hasil kreasi manusia , seperti: politik, ekonomi, hukum, ilmu, pendidikan dsb.

2.       Objek Formal Filsafat
Objek formal filsafat adalah pertanyaan reflektif atau pertanyaan yang memerlukan jawaban, adapun pertanyaan tersebut berkenaan dengan segala sesuatu.

Sedangkan objek material dari filsafat teknologi pendidikan adalah manusia dan pendidikan, sebagai kajian umum dari segala sesuatu yang telah ada di dunia.
Dan memiliki objek formal yang menjadi objek kajian khusus dalam teknologi pendidikan, meliputi:
·         Perancangan (desain) pembelajaran.
·         Pengembangan berbagai macam sumber belajar, orang, pesan, media, alat, metode, dan lingkungan.
·         Pengembangan sumber belajar baik secara konseptual maupun faktual.
·         Pengelolaan kegiatan pengembangan sumber belajar.

·         Mengkaji permasalahan-permasalahan pendidikan, meliputi pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, relevansi pendidikan, efisiensi dan efektifitas pendidikan.

®     Status Filsafat Teknologi Pendidikan dalam Sistematika Filsafat
Status filsafat teknologi pendidikan merupakan filsafat khusus bagian atau cabang dari filsafat pendidikan.


®     Kegunaan Filsafat Teknologi Pendidikan

Filsafat teknologi pendidikan berfungsi memberikan pedoman kemana pendidikan seharusnya diarahkan, yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Proses berfikir filsafat teknologi pendidikan juga dapat memberikan landasan teori atau ilmu bagi praktik pendidikan dan cabang ilmu pendidikan. Filsafat teknologi pendidikan sebagai ilmu yang mengasuh dan memberikan arahan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berdampak pada bidang kajian teknologi pendidikan.

®     Asumsi Sains Modern dan Sains Baru
Sains Modern
Sains Baru
Realitas sudah jadi (given)
Realitas sedang menjadi
Sifatnya tidak berubah
Tiap waktu berubah
Dianut oleh paham Newton (Newtonian)
Bergabung dan interkoneksitas
Fungsi dan pernanannya sudah ditentukan
Sulit memecah reaksi
Termasuk kedalam konsep reduksionisme/mistis. Segala sesuatu dapat direduksi menjadi bagian-bagian
Antar disiplin ilmu tidak parsial
Memandang sesuatu secara menyeluruh (gabungan dari bagian-bagian)
Memandang sesuatu sebagai kesatuan (tidak memisahkan tubuh dan jiwa)
Statis, Mekanisme, Determinisme
Dinamis, Konstruktivisme
Asas kebenaran; konsep sama dengan praktek dan objektivisme (di luar diri)
Reaksi dibangun oleh diri kita sendiri

®     Aliran yang Menentukan Perkembangan Peserta Didik
Nativisme
       Dikemukakan oleh Schopenhavev
       Merupakan teori pesimis tentang pendidikan; bahwa setiap individu membawa potensi dan bakat yang merupakan faktor keturunan. Bakat atau potensi ini diyakini yang menjadi faktor penentu perkembangan peserta didik.
Empirisme
       Dikemukakan oleh J. Locke
       Manusia lahir diibaratkan sebagai tabula rasa (kertas kosong). Bahwa setiap individu berkembang tergantung kepada pendidik ingin menjadikannya seperti apa.
Konvergensi
       Dikemukakan oleh W. Stern
       Manusia lahir seperti kertas yang masih buram. Ada bagian yang bisa dipengaruhi oleh pendidikan (inteligible), ada bagian yang tidak bisa dipengaruhi pendidikan, yaitu jiwa biologis.


Kuantitatif
Kualitatif
Epistemologi
(Realitas Independen)
Tunggal
Jamak
Dapat diamati dan dapat dibagi
Holistik
Dalam upaya mencari pengetahuan (riset)
Dualisme (Objek dan Subjek terpisah)
Interaktif (Objek dan Subjek berhubungan)
Tidak bisa memahami, hanya bisa menerangkan
Ideografis individualistik (hanya berlaku untuk objek yang diteliti)
Kesamaan dan Generalisasi
Partisipasi
Asumsi hubungan sebab-akibat
Tidak bebas nilai (objektif)
Metode Eksperimen
Mencari pemahaman makna

®     Pro, Kontra, Demekanisasi dan Memanusiakan Teknologi Pendidikan

Pro teknologi pendidikan memiliki asumsi bahwa teknologi pendidikan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Sedangkan kontra teknologi pendidikan adalah yang berpendapat pendidikan sebagai seni, bahwa pendidikan bukan suatu hal yang bisa direkayasa tetapi pendidikan adalah kreasi individual.

Yang diharapkan adalah dapat memadukan pemahaman pendidikan sebagai seni tersebut dengan pemahaman lainnya agar praktik pendidikan lebih luwes, yang dikhawatirkan dari rekayasa dan pengggunaan teknologi dalam pendidikan adalah mekanisasi pendidikan.
Sedangkan memanusiakan teknologi pendidikan adalah upaya memudahkan proses pembelajaran dalam konten bahan belajarnya terdapat unsur memanusiakan manusia.

Menurut Ki Hajar Dewantara, mengapa setiap orang dapat berhasil mendidik walau tanpa belajar (mengajar)? Individu pada dasarnya memiliki Insting Pedagogik dan Intuisi Pedagogik. Karena munculnya teori besar bermulai dari intuisi.

“Siapapun akan menjadi guru yang baik jika mempelajari ilmunya.”
 Mengapa ilmu mengajar harus dipelajari? Karena salah satu ciri pendidikan adalah usaha sadar yang didapat dengan mempelajari ilmunya.