21.8.18

Memilih Tempat Kursus Bahasa Inggris di Bandung

Mempelajari bahasa inggris sekarang ini sudah menjadi suatu kewajiban, karena kemampuan bahasa asing, terlebih bahasa inggris sudah menjadi salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki oleh individu yang ingin bersaing di dunia kerja. Selain itu, jika kamu ingin meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti seleksi beasiswa, atau mengikuti event nasional dan internasional sudah pasti kamu wajib memiliki kompetensi bahasa inggris!

Semakin hari saya juga melihat bahwa mahasiswa semakin sadar tentang pentingnya belajar bahasa inggris, semakin banyak juga yang mencari tempat-tempat kursus bahasa inggris. Mungkin kamu masih bingung memilih tempat kursus, agar memudahkan teman-teman memilih tempat kursus bahasa inggris yang tepat, khususnya di Bandung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Tujuan Belajar Bahasa Inggris

Sebelum melakukan sesuatu memang sudah seharusnya mengetahui tujuan kan? Tujuan disini maksudnya "apa yang ingin dipelajari atau ditingkatkan dari kemampuan bahasa inggrismu?". Jika kamu sudah tahu akan memudahkan untuk memilih kelas dan tempat bahasa kursus bahasa inggris yang tepat. Misalnya, jika tujuan kamu untuk meneruskan kuliah pascasarjana yang membutuhkan nilai TOEFL dan skor TOEFL masih kurang, maka kamu bisa ambil Kelas TOEFL Preparation. Akan lain halnya jika tujuan kamu adalah agar setelah lulus mudah mencari kerja, dimana seleksi tesnya adalah wawancara dalam bahasa inggris, yang kamu butuhkan adalah kelas Conversation (percakapan). Nah silakan rumuskan tujuan belajarmu ya! 


2. Menilai Kemampuan Diri Sendiri
Tidak mudah memang menilai kemampuan diri sendiri, tetapi kamu pasti tahu sudah sejauh mana kamu bisa memahami bahasa inggris. Misalnya, kamu sudah terbiasa membaca novel dan menonton film bahasa inggris, tetapi belum mahir menulis essay terstruktur dalam bahasa inggris, mungkin yang kamu butuhkan bukan lagi kelas kursus bahasa inggris dasar (Beginner) melainkan sudah level "intermediate" atau mungkin secara spesifik kamu perlu kelas khusus academic writing.

3. Mencari yang Relatif Dekat
Jarak tempat kursus juga penting ya, apalagi kalau kamu sambil kuliah. Tempat kursus yang jauh dari tempat tinggal (kost) atau kampus juga akan lebih menguras energi kamu di perjalanan sehingga belajarnya jadi tidak efektif lagi karena kelelahan. Sebagus apapun tempat kursusnya kalau fisiknya tidak lagi efektif untuk belajar akan percuma, jadi yang terpenting adalah semangat dan kesiapan kita belajar!

4. Sesuaikan Budget
Wah, budget ini menjadi pertimbangan yang penting ya sebagai mahasiswa. Di satu sisi kita ingin menambah kompetensi, tapi di sisi yang lain tidak ingin banyak merepotkan orang tua. Pertama-tema bersyukurlah buat teman-teman yang selalu didukung, memiliki akses belajar yang mudah dan difasilitasi orang tua itu salah satu bentuk rezeki loh! Karena tidak semua orang memiliki kemudahan tersebut. Selanjutnya yang perlu diingat:
Tempat kursus yang mahal belum tentu sebagus itu, dan tempat kursus yang relatif murah belum tentu seburuk itu.
Berdasarkan pengalaman pribadi, tempat kursus yang harganya relatif murah malah menyenangkan, guru-gurunya bersemangat dan sangat membantu meningkatkan kemampuan kita. Pernah beberapa kali mengikuti kursus di tempat yang terkenal dengan harganya yang lumayan tinggi, malah mengecewakan, modulnya fotokopian hitam-putih, gurunya seperti mengajar di kelas formal, mungkin kelebihannya hanya fasilitas ruangan. Tetapi, tujuan kita belajar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris, bukan untuk menikmati ruangan berAC kan? Lagipula udara di Bandung sudah cukup dingin ;)

Jadi pertimbangannya adalah hal-hal yang menjadi prioritas, balik lagi ke tujuan. Sebaiknya prioritas dalam memilih tempat kursus adalah tersedianya program yang diinginkan, seperti kelas persiapan IELTS, academic writing, atau advanced speaking class (yang melatih untuk presentasi ilmiah dan debat) dan sebagainya.

Program Kursus Bahasa Inggris 

Berbicara tentang program kursus bahasa inggris, mungkin masih membingungkan untuk sebagian orang. Ada apa saja pilihan program kursus bahasa inggris? Sebenarnya ketersediannya berbeda-beda, namanya pun akan berbeda dari satu tempat kursus yang satu dengan yang lainnya. Namun, ada perbedaan tentu ada kesamaan, secara umum program-program yang sama disediakan oleh tempat-tempat kursus di antaranya:
  • General English
Program ini biasanya mempelajari bahasa inggris secara umum dan terstruktur, meliputi hampir semua dimensi kemampuan seperti reading, writing, listening dan speaking. Materi yang diberikan sangat beragam, yang paling dasar seperti artikel a, an dan the, tenses sampai membuat opini atau tulisan. Kelas ini cocok untuk kamu yang memiliki banyak waktu untuk belajar, atau yang masih di tingkat awal kuliah bisa memulai kursus dari program ini. Biasanya program ini dibuat level atau tingkatan, mulai dari Beginner, Pre-Intermediate, Intermediate, Upper-Intermediate dan Advanced. Sebelumnya kamu akan diminta untuk melakukan placement test, tes ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa inggris dan kelas yang tepat sesuai dengan kebutuhan kita, jadi sebaiknya diisikan dengan jujur dan tidak perlu takut atau tegang ya!
  • TOEFL/IELTS Preparation
Program ini ditujukan sebagai kelas persiapan untuk yang berencana akan mengambil TOEFL atau IELTS. TOEFL kepanjangan dari Test of English as a Foreign Language, adalah tes kemampuan bahasa inggris untuk orang-orang dari negara yang bahasa pertamanya bukan bahasa inggris, tes ini umum digunakan sebagai persyaratan kerja, beasiswa atau seleksi kuliah. Sedangkan IELTS kepanjangan dari The International English Language Testing System, dari kegunaannya TOEFL dan IELTS sama saja yang membedakan adalah lembaga yang membawahi penyelenggaraan tes. Lembaga penyelenggara TOEFL adalah ETS (Educational Testing Service) dari Amerika, sedangkan IELTS lembaga penyelenggaranya adalah British Council dari Inggris. Materi kursus dari program ini tentunya tips dan trik mengisi soal-soal yang kemungkinan muncul pada tes. Untuk kemampuan yang diujikannya pun berbeda TOEFL dan IELTS, untuk lebih jelasnya kamu bisa mencari tahu lebih banyak.

Hampir di setiap tempat kursus bahasa inggris di Bandung menyediakan program ini, tetapi untuk penyelenggaraan tesnya secara resmi tidak tersedia di semua tempat kursus. Di Kota Bandung, pengambilan tes TOEFL resmi bisa di:
  • Conversation
Program ini tujuannya untuk membantu berbicara bahasa inggris pada konteks umum, misalnya dalam keseharian, saat travelling ke luar negeri, atau bisa juga untuk memperluas pergaulan dengan teman-teman dari negara lain. Kegiatan pembelajarannya akan meminta peserta untuk selalu berbicara bahasa inggris, metode belajarnya juga bisa beragam, seperti permainan dan role-playing (drama). Program ini di beberapa tempat kursus menyediakan untuk kebutuhan yang lebih spesifik, misalnya kelas Conversation (percakapan) untuk bisnis, cocok untuk karyawan atau yang ingin bekerja di perusahaan multinasional atau bahkan bekerja di luar negri.
  • Speaking
Sedikit berbeda dari program Conversation, program Speaking biasanya bertujuan agar peserta dapat berbicara di depan umum dalam konteks formal. Kemampuan yang diajarkan seperti berpikir kritis, mengemukakan argumen secara terstruktur, public speaking, presentasi dan debat. Kelas ini sesuai untuk yang sudah terbiasa dengan percakapan bahasa inggris sehari-hari dan sudah menguasai kotakata bahasa inggris (vocabularies) cukup banyak.
  • Academic Writing
Program ini mempelajari penulisan bahasa inggris dalam konteks ilmiah, seperti esai, artikel atau jurnal. Selain akan diberikan tips dan trik untuk memperkaya gagasan dalam tulisan, kita juga akan diberikan alternatif penggunaan kosakata yang baku, atau penggunaan idiom dan istilah-istilah ilmiah. Kelas ini biasanya diambil bagi yang sedang mempersiapkan kuliah ke luar negeri untuk menunjang aktivitas perkuliahan. Jika kamu merasa sudah mampu untuk mengambil kelas ini lebih awal, kenapa tidak?! Pasti akan sangat bermanfaat!

Ulasan Tempat Kursus Bahasa Inggris di Bandung

Setelah membahas tips dan program yang dapat dipertimbangkan, berikut sedikit ulasan tentang tempat kursus bahasa inggris yang dapat dipilih. Hal ini berdasarkan pengalaman pribadi ya, bisa jadi tidak sama dengan pengalaman orang lain. Berikut daftarnya (yang saya masukkan yang relatif memiliki pengalaman yang baik):
  1. Balai Bahasa UPI
Tempat kursus yang berada di bawah Universitas Pendidikan Indonesia ini menurut saya sangat membantu saya meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Dalam beberapa aspek juga memiliki keunggulan:
    • Fasilitas: Gedungnya nyaman, ruang kelasnya beragam, tersedia kelas besar dan kecil, dalam pengalaman saya siswanya tidak terlalu banyak, musholla dan toiletnya juga bersih. Saya selalu senang ke Balai Bahasa :)
    • Pengajar: Pengajarnya sangat kompeten, saya mengagumi hampir semua pengajarnya. Beberapa dari mereka adalah lulusan luar negeri, pengajarnya sabar, baik dan bersemangat.
    • Harga: Harganya juga relatif terjangkau bahkan masuk kategori murah, apalagi ada harga khusus untuk mahasiswa UPI!
    • Bahan Ajar: Bahan ajarnya diberikan modul yang disusun khusus oleh pengajar Balai Bahasa UPI, modulnya sangat membantu saat belajar di kelas, sayangnya modul tidak bisa dipakai untuk pembelajaran mandiri.
    • Metode Pembelajaran: Metodenya beragam dengan pendekatan individual, sangat menyenangkan dan tidak membosankan.
2. Kampung Inggris Bandung - English Prestasi Learning Center (EPLC)

Tempat kursus ini bertempat di Jl. Purnawarman No.70 dari pengalaman saya mengambil kelas speaking, sangat membantu saya belajar, dari sana saya jadi berani mengikuti event-event internasional seperti konferensi dan simposium di luar negeri.
    • Fasilitas: Gedungnya nyaman, ruang kelasnya untuk program speaking tidak di dalam ruangan, jadi lebih dinamis dan santai.
    • Pengajar: Pengajarnya masih sangat muda, beberapa diantaranya bahkan mahasiswa (yang sudah jago banget!) selain sebagai tutor mereka juga asik sebagai teman, pengajar juga tak segan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar secara individual.
    • Harga: Harganya juga relatif terjangkau kalau saya bandingkan dengan tempat kursus independen sejenisnya. Menyediakan fasilitas free konsultasi dan free trial.
    • Bahan Ajar: Bahan ajarnya diberikan setiap memulai kelas berupa beberapa lembar kertas (kadang berwarna! haha), singkat, padat dan jelas.
    • Metode Pembelajaran: Metodenya beragam dan menyenangkan! Lebih banyak permainan dan simulasi.

Berbeda dari tempat kursus biasanya, yang satu ini menempatkan diri sebagai club atau kelompok belajar. Selain program kelas belajar bahasa inggris, mereka juga sering mengadakan outing atau bermain bersama. Walaupun masih terbilang baru, menurut saya cukup potensial untuk terus berkembang semakin baik, disini saya mengikuti kelas speaking.
    • Fasilitas: Belum memiliki gedung sendiri, tetapi tempatnya kondusif untuk belajar
    • Pengajar: Pengajarnya masih muda-muda, ramah, dan bersemangat
    • Harga: Harganya juga terjangkau, karena kelompok belajar mereka menggunakan sistem membership tahunan (murah kok seperti iuran), nanti akan dikenakan biaya lagi untuk program nah yang ini mereka sering mengadakan diskon atau promo khusus member.
    • Bahan Ajar: Bahan ajarnya diberikan setiap memulai kelas berupa beberapa lembar kertas (berwarna juga nih!) sangat membantu pembelajaran di kelas
    • Metode Pembelajaran: Metodenya beragam dan menyenangkan! Lebih banyak permainan dan simulasi.

Semoga informasi di atas bermanfaat ya! Terpenting dari semuanya adalah sikap belajar kita, dimanapun belajarnya akan menyenangkan jika kita bersikap positif, optimis dan selalu bersemangat!






8.8.18

Tentang Kuliah Pascasarjana

Ngomong-ngomong tentang kuliah pascasarjana atau magister atau kuliah S2, sekarang sudah bukan hal luar biasa ya melanjutkan kuliah sampai setingkat magister, yaa walaupun berkesempatan untuk meraih pendidikan tinggi juga bukan hal yang seharusnya take for granted. Akhir-akhir ini banyak juga yang menuliskan tentang fenomena seakan-akan generasi saya ini berlomba-lomba untuk bisa kuliah S2, tidak ada yang salah dengan opini itu karena bisa jadi itu benar (tetapi insya Allah saya tidak termasuk salah satunya hehe). Menurut saya wajar saja jika terkesan seperti itu, karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, rasa ingin tahu juga bertambah mungkin secara tidak langsung generasi saya ini merasa butuh untuk belajar lagi. Di samping itu, ada beberapa yang bertanya ke saya tentang kuliah S2, saya akan mencoba menjawab dari perspektif saya.



Susah nggak kuliah S2? Apa bedanya dengan kuliah S1?
Susah atau tidaknya mungkin bergantung dengan jurusan dan mata kuliah yang diambil ya, saya pribadi merasa tidak begitu kesulitan mengikuti perkuliahan walaupun jurusan S2 saya tidak linear dengan jurusan S1, alhamdulillah. Tetapi tidak berarti tidak ada kesulitan, saya juga banyak menemui kesulitan, hanya saja masih bisa di-catch-up dengan memperbanyak baca, bertanya-tanya, dan tentu saja googling!

Saya termasuk yang mempercayai bahwa tujuan pendidikan tinggi (S1, S2, S3) itu tidak hanya berfokus pada pengembangan bidang keilmuan tertentu saja, tetapi pada perkembangan pola pikir. Di S1 kita diharapkan untuk dapat berpikir sistematis, ilmu yang disampaikan juga sifatnya aplikatif, sehingga ketika lulus dapat membantu menyelesaikan masalah di masyarakat dengan menemukan solusi yang rasional serta mampu menerapkannya. Sedangkan di S2, ilmu yang disampaikan sifatnya filosofis, yang diharapkan dari jenjang S2 adalah berpikir analitis, mampu merumuskan segala hal di balik permasalahan yang ada, dilihat dari keluaran penelitian (tesis), jenjang S2 memerlukan kajian yang lebih mendalam tidak sekedar menghubungkan teori-teori yang sudah ada.

Jika kuliah S1 dosen memberikan materi yang sangat teoritis, di S2 dosen mungkin akan jarang memberikan catatan-catatan atau materi untuk dihafalkan/dipahami/dicatat, akan lebih banyak diskusi membahas isu-isu yang sedang terjadi, contoh-contoh kasus, dan sebagainya, sebagai mahasiswa tugas kita mencari teori atau topik apa yang sebenernya sedang dibicarakan. Kuliah S2 akan lebih banyak mengharuskan kita mencari tahu sendiri tentang fokus kajian/penelitian kita sendiri. Menurut saya, kuliah S2 seru banget karena selalu mendapatkan insight baru setiap harinya! Kalau senang belajar dan meneliti, studi S2 juga akan menyenangkan untuk kamu.

Lebih baik langsung S2 atau kerja dulu?
Sejujurnya untuk pertanyaan ini saya tidak tahu jawaban yang tepat, yang bisa menjawab adalah diri masing-masing, ini dapat disesuaikan dengan rencana hidup/karir yang kita miliki, setiap orang pasti memiliki prioritas dan tujuan yang berbeda. Lagi-lagi menurut pandangan saya, akan lebih nyaman belajar di S2 ketika sudah memiliki gambaran tentang keilmuan (yang dipelajari) di lapangan, minimal 1-2 tahun pengalaman kerja cukup memberikan gambaran bagaimana keilmuan anda diaplikasikan di lapangan. Mungkin akan beda kondisinya jika ingin menjadi akademisi atau peneliti, pengalaman penelitian dan menulis jurnal akan lebih membantu. Jadi, sebelum memutuskan mungkin ditanyakan ke diri sendiri untuk apa mengambil kuliah S2? Apa tujuannya? Apakah suatu kebutuhan? Kalau jawabannya sebatas keinginan juga tidak salah kok, tapi pasti keinginannya beralasan kan? :)

Saya juga termasuk yang percaya bahwa kuliah S2 bukan untuk semua orang, maksud saya disini adalah ada orang-orang yang memang tidak membutuhkan S2, mungkin dia lebih butuh pelatihan untuk sertifikasi, mentoring atau inkubasi (untuk bisnis) dan sebagainya. Menempuh pendidikan tinggi secara formal juga tidak menjadikan kita lebih pintar dari yang tidak S2, jadi ada benarnya ketika di lapangan, pengalaman kerja memiliki memiliki bobot nilai lebih tinggi. Maka akan lebih baik ketika sudah lulus S2, tidak lagi bersaing mencari kerja melainkan sudah memiliki rencana akan berkarya/berkontribusi dimana.

Kalaupun ada yang ingin S2 karena senang belajar, duduk di kelas, mendengarkan, menemukan hal baru juga tidak salah, mungkin kesenangan itu akan membawa pada sesuatu yang belum terpikir sebelumnya. Kita tidak harus melulu sama dengan standar orang-orang, asalkan kita dapat bertanggung jawab dengan pilihan-pilihan yang kita buat. Semangat ya!

Semoga dapat membantu mencerahkan kegalauan, silakan ditambahi jika ada yang kurang, atau dikoreksi jika ada yang salah, kalau menurut kalian kenapa kita harus kuliah S2? Silakan tinggalkan komentar!

15.11.17

Pendidikan Abad 21 dan Literasi Media

Semakin pesatnya perkembangan teknologi, terutama dalam empat dekade terakhir sejak ditemukannya teknologi internet menyeret percepatan dalam semua aspek kehidupan. Globalisasi menjadi salah satu dampaknya tidak hanya dalam hal teknologi, terasa juga dampaknya dalam aspek sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Pertukaran informasi dan pengetahuan sudah menembus batas geografis, perubahan ini menciptakan kebutuhan akan produksi dan proses informasi yang lebih kompleks.

Pada tahapan selanjutnya dibutuhkan pengetahuan yang luas, kemampuan analisis dan berpikir kritis sebagai bekal memahami pola komunikasi media baru dalam memproduksi bentuk, isi dan makna. Kiranya begitu ramalan akan tantangan Abad 21, dan semakin hari fenomena media semakin mendekati ramalan tersebut atau bahkan melampaui dari yang diramalkan. Salah satunya fenomena yang makin nampak adalah kesulitan menyaring informasi pemberitaan palsu (hoax). Tantangan ini sudah semestinya mendorong dunia pendidikan melakukan inovasi untuk membekali generasi ke depan menjadi melek media.

Pendidikan Abad 21 
Pendidikan Abad 21 menjawab tantangan tersebut dengan konsep belajar yang menjamin siswa terampil dalam berinovasi (berpikir kritis, kreatif dan kemampuan kolaboratif), menggunakan dan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, dan memiliki keunggulan karakter (life skills). Tiga aspek utama dalam Pendidikan 21 ini yang kemudian menjadi acuan dan diadopsi oleh sistem-sistem pembelajaran di seluruh dunia, termasuk di Indonesia melandasi pengembangan kurikulum 2013. 

Pendidikan Abad 21 meliputi banyak elemen pendidikan, dengan tujuan tiga kemampuan utama yang salah satunya adalah Kemampuan Teknologi dan Media Informasi. 
Dimensi Information, Media and Technology di dalamnya meliputi: literasi informasi (information literacy),  literasi media (media literacy), dan literasi TIK/Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT literacy) dideskripsikan seperti pada tabel berikut:

Keterampilan Abad 21
Deskripsi
Keterampilan Teknologi dan Media Informasi
 1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya); mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah.

 2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi.

 3.  Literasi TIK: siswa mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi



Literasi Media
Berpegangan pada dimensi Keterampilan Teknologi dan Media Informasi yang dideskripsikan oleh Trilling dan Fadel, salah satunya mencakup kemampuan literasi media. Dalam buku Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah (2016), literasi media adalah pengetahuan tentang berbagai bentuk media, seperti media cetak, media elektronik (radio dan televisi), media digital (media internet) dan memahami tujuan serta penggunaannya. Tentu saja, tidak hanya sampai disana siswa juga harus mampu mengindentifikasi perbedaan antara fakta dan opini, fiksi dan non-fiksi, antara hiburan, informasi dan persuasi.

Urgensi membekali siswa dengan kemampuan literasi media menjadi sangat penting untuk mengimbangi arah perkembangan media saat ini. Ada hal yang jarang dipertimbangkan oleh orang dewasa sebagai pendidik, bahwa semua media kini dioperasikan dan dikendalikan oleh pemilik modal terbesar, pemilik perusahaan besar, dimana secara tidak langsung memberi tahu kita apa yang harus dipercaya, apa-apa yang penting, siapa yang harus dipilih, apa yang harus dibeli, bagaimana seharusnya mengekspresikan perasaan menurut versi mereka. Apabila hal ini disepelekan dan membiarkan generasi selanjutnya dengan seolah-olah tidak ada yang salah, akan mengarah kepada sistem budaya masyarakat yang reaktif, mudah tergiring oleh berbagai isu dan cenderung bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Kenyatannya, tidak ada aturan atau sistem norma yang mengatur untuk bersosialisasi di dunia digital selain individu itu sendiri (Saidi, 2017). disinilah letak pentingnya mengajarkan literasi media agar mereka dapat mengetahui bahwa setiap informasi memiliki sumber, dan mampu mengetahui sudut pandang sumbernya.

Mengacu pada definisi Literasi Media yang dirumuskan pada The National Conference on Media Literacy Aspen Institute December 1992, “It is the ability of a citizen to access, analyze, and produce information for specific outcomes.” (dalam Silverblatt, dkk., 2014). Ada tiga dimensi utama terkait dengan literasi media, yaitu mengakses, menganalisis dan menghasilkan informasi. Ketiga dimensi ini yang kemudian mendasari perancangan kegiatan pembelajaran di sekolah untuk disesuaikan dengan tingkatan satuan pendidikan. Kemampuan literasi media sangat relevan untuk ditanamkan pada siswa di era arus informasi yang sangat terbuka saat ini. Sedangkan kemampuan paling mendasar dari literasi media adalah berpikir kritis, siswa memiliki kebebasan untuk memilih informasi, bukan alih-alih kita menyuguhkan mana yang harus mereka terima melainkan bagaimana memberikan stimulus agar mereka dapat berpikir sebelum menentukan “informasi apa yang saya butuhkan? Media apa yang harus saya pilih untuk mendapatkan informasi tersebut?” atau ketika mereka menerima berbagai macam informasi dari media massa tidak serta merta mereka terima begitu saja, karena mereka mengetahui ada aspek lain yang mempengaruhi bagaimana informasi tersebut dibuat.

Jadi, sejauh mana Literasi Media sudah ada dalam pendidikan kita? Seberapa penting (urgensi) penerapannya dalam pendidikan praktis?